Selamat datang di Blog ini...

Blog ini berisi pembelajaran sejarah, bukti-bukti sejarah, dan segala wacana sejarah.

Sejarah sedemikian penting untuk dipelajari. Dengan sejarah kita belajar masa lalu, untuk berbuat pada hari ini, dan merencanakan masa depan.

Selamat mengunjungi blog ini !


Blogmaster

Minggu, 29 Maret 2009

Wacana Pembelajaran Sejarah

BAB I . HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH

Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun. Kata ini pada mulanya di hubungkan dengan silsilah raja-raja dan dinasti yang menjadi elemen utama dalam kisah sejarah pada masa awal. Setiap bangsa mempunyai kata yang mengandung arti ' Sejarah'. Dalam bahsa Inggris, sejarah adalah 'History'. Dalam bahasa Yunani, sejarah adalah historia. Dalam bahasa Jerman sejarah adalah geschitche. Semua kata ini mengacu pada peristiwa masa lampau.

Dalam pandangan Kuntowijoyo, sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis, ideografis, dan unik. Sejarah itu diakrons karena sejarah memanjang dalam waktu. Sejarah bersifat ideografis karena sejarah itu menggambarkan, memaparkan, dan menceritakan sesuatu. Sejarah bersifat unik karena sejarah melakukan penelitian tentang hal-hal yang unik dan secara khas hanya berlaku pada suatu tempat dan dalam waktu tertentu. Selain itu, sejarah juga bersifat empiris. Artinya, sejarah bersandar pada pengalaman manusia yang sesungguhnya.

Didalam penulisan sejarah, perlu ada periodisasi dan kronologi. Periodisasi merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan atau pembabakan tertentu. Kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu.


BAB II . TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA

Bagi masyarakat pra sejarah, peristiwa masa lalu tidak sekedar berfungsi sebagai pengetahuan saja, tetapi juga berfungsi sebagai pedoman hidup. Pengabdian peristiwa masa lalu yang mereka alami dilakukan melalui cerita dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi berikutnya atau tradisi lisan ( oral tradition ) , seperti petuah, kisah perorangan atau kisah kelompok, cerita kepahlawanan, dongeng, adat istiadat, petunjuk hiburan, dan kepercayaan masyarakat.

Jejak sejarah masyarakat prasejarah dapat ditemukan dalam folklore yang mencakup folklore lisan, seperti mite dan legenda ; folklore sebagai lisan, seperti tari rakyat, adat istiadat, upacara, dan pesta rakyat : dan folklore bukan lisan, seperti arsitektur rakyat, kerajinan tangan rakyat, makanan dan minuman rakyat, pakaian dan perhiasan tubuh adat, dan obat – obatan tradisional.

Masa prasejarah berakhir dengan ditemukannya tulisan. Penemuan ini mengawali tradisi sejarah masyarakat yang baru, yakni tradisi sejarah masyarakat yang mengenal tulisan. Hal ini juga berlaku di Indonesia. Semua tulisan di Indonesia menggunakan bentuk dasar huruf yang digunakan oleh raja – raja pallawa di India selatan sejak abad ke – 4 hingga abad ke – 9 Masehi. Hal ini dapat diketahui berdasarkan pada penemuan prasasti di bagian barat Indonesia.

Ada sekitar 3.000 prasasti dari zaman Indonesia kuno. Prasasti yang tertua di temukan di Kutai pada lembah sungai Mahakam di Kalimantan Timur dalam bentuk tujuh tugu batu yang di gambarkan sebagai Yupa. Selain di Kutai, di Jawa Barat juga di temukan beberapa prasasti.

Prasasti – prasasti itu adalah Prasasti Ciareuteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir Awi, Prasasti Tugu, Prasasti Muara Cianten, dan Prasasti Cidang Cianten. Prasasti – prasasti ini menerangkan keadaan Kerajaan Tarumanegara.

Pada tugu – tugu batu yang ditemukan di Kutai ,tertulis sajak – sajak dalam bahasa Sansekerta yang mengisyaratkan persembahan besar – besaran . Prasasti – prasasti yang menunjukkan terdapatnya kerajaan Sriwijaya juga ditemukan di daerah Palembang dan di Pulau Bangka. Prasasti – prasasti itu merupakan bukti pertama keberadaan Buddha Mahayana di Asia Tenggara, sekaligus keberadaan agama Buddha di Indonesia.

Perjalanan sejarah Indonesia juga dapat dilihat antara lain pada babad, silsilah, tambo, dan hikayat. Tradisi penulisan sejarah seperti ini termasuk fase Historiografi tradisional Indonesia. Sesudah fase ini, ada fase historiografi kolonial dan fase historiografi nasional yang sejak proklamasi Kemerdekaan terbagi atas gelombang dekolonialisasi sejarah dengan menggantikan model pendekatan Nederlando – sentris dengan pendekatan Indonesia – sentris .

BAB III. PRINSIP – PRINSIP DASAR DALAM PENELITIAN SEJARAH

Sejarah adalah sebuah proses perubahan yang terdapat unsur – unsur yang sama, berulang, unsur – unsur yang berbeda, tunggal, serta unik. Kontinuitas dan diskontinuitas sejarah dapat dilihat melalui penelitian sejarah. Ada lima tahap penelitian sejarah. Kelima tahapan itu adalah pemilihan topik, heuristik ( pengumpulan sumber ), verfikasi ( kritik sejarah dan keabsahan sumber ), interpretasi ( analisis dan sintesis ), dan historiografi ( penulisan sejarah ).

Topik penelitian yang dipilih harus bernilai, orisinil, praktis, dan harus memiliki kesatuan serta mempunyai kedekatan emosional dan kedekatan intelektual dengan peneliti sejarah. Setelah topik terpilih, diadakanlah pengumpulan informasi mengenai topik penelitian sejarah. Kegiatan ini disebut Heuristik. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menelaah berbagai buku referensi , bahan-bahan arkeologis, epigrafis, numismatis, dokumen resmi, dan dokumen – dokumen pribadi . Hasilnya adalah data sejarah atau sumber sejarah.

Untuk memperoleh data atau sumber sejarah ini, ada beberapa bentuk penelitian sejarah yang dapat dilakukan, seperti penelitian sejarah lisan. Sejrah lisan merupakan catatan dan interpretasi kesaksian – kesaksian lisan terhadap peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Sejarah lisan dapat di gunakan sebagai metode , sumber sejarah, dan peluang untuk mengembangkan substansi penulisan sejarah sehingga penulisan sejarah menjadi lebih egalitarian dan humanistis.

Usaha penggalian sumber sejarah lisan dilakukan melalui teknik wawancara . Dalam kegiatan ini, selain dengan penuh keterbukaan, peneliti sejarah juga harus bersikap kritis. Dengan demikian, objektivitas sumber sejarah semakin dapat di dekati.

Sumber sejarah seperti itu disebut sumber lisan. Selain sumber lisan, ada sumber tertulis dan tidak tertulis yang meliputi dokumen, artefak, benda – benda peninggalan sejarah, dan monumen peringatan peristiwa sejarah . Sumber – sumber sejarah ini, berdasarkan urutan penyampaiannya, dapat diklasifikasikan sebagai sumber primer dan sumber sekunder.

Data atau sumber sejarah itu dikaji , dinilai, dan dikritik dalam tahap verifikasi. Tujuannya untuk melihat autentisitas sumber sejarah dan kredibilitas narasumbernya. Setelah sumber – sumber yang autentik diperoleh , sejrawan melakukan interpretasi atau penafsiran atas sejarah itu, baik secara analitis maupun secara sintesis. Hal ini sering memberikan unsur subjektivitas pada hasil penelitian sejarah. Walaupun demikian, sejarawan harus berusaha mempertahankan objektivitas sejarah. Dalam proses interpretasi, fakta sejarah yang mulanya terpecah – pecah atau berdiri sendiri ( fragmentaris ) akan di susun ulang dan di tafsirkan menjadi sebuah peristiwa yang saling berhubungan ( koheren ). Suati fakta sebagai peristiwa atau kejadian yang benar – benar terjadi dapat diketahui melalui bukti sejarah yang di peroleh. Bukti sejarah dapat berupa bukti tertulis, seperti prasasti dan dapat pula berupa bukti tidak tertulis, seperti cerita atau tradisi. Ini semua merupakan peninggalan budaya manusia pada masa lampau.

Hasil interpretasi data sejarah tersebut akan ditulis. Hal ini dapat dilakukan pada tahap historiografi . Dalam proses ini, fakta – fakta sejarah yang harus di dapat harus diseleksi dan disusun dengan baik. Selain itu , beberapa kesalahan, seperti kesalahan narasi, kesalahan argumentasi, dan kesalahan generalisasi, harus di hindari.

Hasil penelitian sejarah menghasilkan beberapa jenis sejarah. Misalnya, sejarah Ekonomi, sejarah sosial, sejarah politik, sejarah kebudayaan, sejarah lokal, sejarah Nasional, dan sejarah dunia.

BAB IV . KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA

Dalam ilmu prasejarah, lapisan kulit bumi sangat berguna sebagai materi analisis kehidupan dan umur manusia yang pernah hidup di bumi. Biasanya , pada setiap lapisan terdapat peninggalan berupa tulang – tulang, peralatan berburu atau peralatan rumah tangga. Tulang belulang manusia atau hewan dan sisa tumbuhan yang telah membatu disebut Fosil. Sementara itu, peralatan atau perlengkapan kehidupan manusia yang berasal dari zaman prasejarah disebut artefak. Artefak dapat berupa peralatan yang terbuat dari batu, kayu, duri ikan, dan logam.

Sejarah perkembangan bumi samapai sekarang dapat dibagi menjadi empat zaman, yaitu Arkaekum, Palaoezoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum. Arkaekum adalah zaman yang paling tua dan diperkirakan berumur sekitar 2.500 juta tahun yang lalu. Pada zaman Arkaekum, kulit bumi masih membara karena memiliki temperature yang sangat tinggi. Pada masa tersebut, diperkirakan belum ada tanda – tanda kehidupan. Di zaman ini, bumi masioh dalam proses pembekuan menjadi padat. Paleozoikum merupakan kelanjutan dari zaman Arkaekum . Zaman Paleozoikum di perkirakan berumur 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman paleozoikum, diperkirakan di permukaan bumi telah muncul tanda – tanda kehidupan. Di zaman ini, bumi berangsur – angsur menjadi dingin. Kehidupan dimulai dengan munculnya nenek moyang makhluk hidup bersel satu yang disebut Mikroorganisme, lalu beberapa jenis ikan, amfibi, dan binatang melata ( reptil ). Binatang bertulang belakang di zaman ini umumnya jumlahnya sedikit.

Mesozoikum berumur kurang lebih 150 juta tahun yang lalu. Bentuk kehidupan sudah semakin beraneka ragam . Ikan, amfibi, dan reptil sudah semakin banyak jenisnya. Binatang bertubuh besar, seperti dynosaurus, tyranosaurus, dan stegosaurus telah ada di bumi. Diperkirakan , beberapa jenis burung juga telah ada pada zaman Mesozoikum ini. Neozoikum atau Kainozoikum berumur kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Kehidupan pada zaman ini sudah sangat berkembang dan beraneka ragam

Zaman Neozoikum sendiri terbagi menjadi dua, yaitu era tersier dan era kuarter.

Zaman prasejarah di bedakan atas beberapa kurun waktu sesuai dengan tingkat peradabannya. Tingkat peradaban ini di bedakan berdasarkan bahan- bahan yang di gunakan untuk membuat benda atau alat perlengkapan hidup manusianya. Berdasarkan bahan untuk membuat alat perlengkapan hidup manusia tersebut, dapat dibedakan menjadi dua zaman, yaitu zaman Batu dan zaman Logam.

Pembagian hasil kebudayaan manusia purba di Indonesia terbagi ke dalam dua zaman, yaitu zaman Pleistosen dn Holosen. Pada zaman Pleistosen, terdapat dua kebudayaan besar nusantara yang menjadi acuan bagi para peneliti sejarah dalam melihat hasil – hasil kebudayaan yang dihasilkan oleh masing – masing masyarakatnya tersebut, yaitu kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Di zaman Holosen, periodisasi kebudayaannya di bagi atas dasar peralatan atau teknologi kehidupannya, yaitu zaman Batu dan zaman Logam. Zaman Batu sendiri terbagi atas zaman Batu Tua (Paleolithikum), zaman Batu Madya ( Mesolithikum ), zaman Batu Muda ( Neolithikum ), dan zaman Batu Besar ( Megalithikum ).

Proses migrasi masyarakat kebudayaan Bac Son-Hoa Binh dan Dong Son berlangsung antara tahun 2000 SM sampai 300 SM. Proses migrasi ini berakibat pada menyebarnya berbagai jenis kebudayaan Megalithikum ( batu besar), Mesolithikum (batu madya), Neolithikum (batu halus), dan khususnya kebudayaan Perunggu. Proses migrasi dari berbagai jenis kebudayaan nusantara pada fase – fase sejarah selanjutnya.

Dalam proses migrasi ini, terdapat dua jalur penyebaran kebudayaan dan masyarakat Bac Son dan Hoa Binh ke kawasan nusantara. Yang pertama adalah jalur utara. Jalur ini mempunyai ciri khas peninggalan kebudayaan kapak persegi. Yang kedua adalah jalur selatan. Peninggalan jalur ini mempunyai ciri khas peninggalan kebudayaan kapak lonjong. Peninggalan sejarah zaman perunggu berupa kapak – kapak lonjong ini, antara lain terdapat di Formosa (Filipina), Sulawesi, Maluku, dan Papua.


BAB V . PERADABAN AWAL MASYARAKAT DI DUNIA

Arti “peradaban” berasal dari bahasa Latin, yaitu 'civitas' yang artinya 'kota'. Peradaban sendiri adalah puncak dari hasil kebudayaan yang bernilai tinggi, maju, indah, sopan, mulia, halus, tertib, dan sebagainya. Peradaban awal bangsa – bangsa di dunia umumnya terbentuk karena di latarbelakangi oleh letak geografis yang dekat dengan sungai dan ketersediaan lahan tanah yang subur bagi lahan pertanian. Semua peradaban dimulai ketika orang – orang mulai hidup bersama dalam kelompok yang besar. Di Asia, terdapat 2 peradaban awal, yaitu peradaban India Kuno dan peradaban China yang nantinya akan berpengaruh terhadap peradaban Indonesia.

Peradaban awal di dunia terdapat di Eropa, Afrika, dan Asia Barat. Peradaban – peradaban dari daerah tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Peradaban Mesopotamia, di Lembah sungai Eufrat dan Tigris. Hasil – hasil kebudayaannya adalah di bangunnya perpustakaan tertua oleh Ashurbanipal, pimpinan kerajaan Assyria; dibangunnya taman gantung oleh bangsa Khaldea; dan disusunnya Hukum Hammurabi oleh Raja Hammurabi dari kerajaan Persia yang menjadi hukum tertulis pertama di dunia.

  1. Peradaban Mesir, berada di benua afrika yang telah ada sekitar tahun 4000 SM. Mesir berada di utara Afrika dan dialiri oleh Sungai Nil. Hasil kebudayaan Mesir yang ternama adalah bangunan piramida yang digunakan sebagai makam para raja – raja Mesir yang disebut Paraoh dan ditemukannya Spinx. Selain itu, ilmu pengetahuan juga telah berkembang didaerah ini. Masyarakat yang menempati daerah ini telah menemukan sebuah tulisan dengan bentuk gambar yang disebut dengan Heiroglyph dan telah dikenal pula sistem penanggalan dan Kalender.

  1. Peradaban Yunani dan Romawi merupakan dua peradaban yang berada di Eropa. Kedua kebudayaan ini begitu banyak memiliki peninggalan yang berguna dan berarti bagi masyarakat dunia saat ini. Peninggalannya adalah berarti bagi masyarakat dunia saat ini. Peninggalannya adalah teknik pengecoran dan menempa besi. Masyarakat Yunani dan Romawi juga telah mengenal tulisan yang dikenal dengan tulisan Minos

Bangunan – bangunan yang ditinggalkan oleh kedua bangsa ini juga memberikan bukti bahwa teknik pembuatan bangunan pada masa ini telah mampu membuat bangunan besar dan megah. Seperti kuil – kuil peribadatan dan alat – alat dari tanah liat

  1. Bangsa dunia juga memiliki 2 peradaban kuno, yaitu peradaban lembah Sungai Indus (Shindu) dan peradaban lembah Sungai Gangga. Peradaban lembah Sungai Shindu terkenal dengan kota Mahenjo-Daro dan Harappa dengan sistem planaloginya. Peradaban lembah sungai Gangga dikenal dengan campuran peradaban bangsa Arya dan Dravida yang disebut kebudayaan Hindu. Kemudian, berkembang pula agama Buddha yang di bawa oleh Sidharta Gautama sebagai perlawanan terhadap sistem kasta agama Hindu.

  1. Peradaban tertua bangsa China yang dikenal sebagai peradaban lembah Sungai Kuning ( Huang – Ho ). Peradaban China di kembangkan oleh kerajaan – kerajaan dalam bentuk Dinasti. Dinasti yang berpengaruh dalam peradaban China, antara lain Dinsati Shang (Hsia), Yin , Chou, Chin, Han, Tang, dan Sung.

Kebudayaan yang berkembang di Asia lainnya adalah Kebudayaan Bac Son-Hoa Binh di utara Vietnam dan kebudayaan Dong Son di kawasan Sungai Ma Vietnam. Kedua Kebudayaan tersebut oleh para ahli disebut nenek moyang dari Kebudayaan Indonesia dan telah membawa perubahan besar bagi peradaban Indonesia karena terjadi pengalihan dari Kebudayaan Food Gathering ke kebudayaan Food Producing.

0 komentar: